Minggu, 29 Oktober 2017

Audit Teknologi Sistem Informasi

Universitas Gunadarma
4KA08

Kelompok 2
Afrida Damayanti
Ayuanita
Baby Syifa

Mampu menjelaskan konsep Audit TSI.
Mampu menjelaskan metode dan alat audit TSI.
Mampu menjelaskan Regulasi Audit TSI.
(Pengertian Audit, Proses Audit, Teknik Audit, Regulasi Audit, Standard dan Kerangka Kerja Audit, Manajemen Resiko)


Pengertian Audit Sistem Informasi Menurut Para Ahli – Kata audit sudah umum dikenal di dunia perekonomian. Pada awalnya kata audit ini identik dengan pemeriksaan keuangan dilingkungan perbankan. Terdapat definisi para ahli tentang audit diantaranya adalah:
1.     Alvin A. Arens dan James K.Loebbecke “Auditing is the accumolatuin and evaluation of evidence about information to dtermine and report on the degree of correspondence between the information and establishe criteria. Examining ought to be finished by a skillful autonomous individual”.Mengacu pada definisi diatas maka audit ialah pengumpulan dan evaluasi terhadap bukti untuk menentukan derajat kesesuaian anatar informasi dan criteria yang telah ditetapkan. Hal ini berarti dalam pelaksanannya evaluasi dilakukan mengacu pada sejumlah criteria tertentu untuk menentukan derajat kinerja yang telah dicapai.
2.    Ron Weber (1999) “SI Auditing is the process of collecing and evaluating evidence to determine whether a computer system safeguards assets, maintains data integrity, allows organizational goals to the achieved effectively and uses resources efficiently”.Seperti halnya didefiniskan diatas bahwa audit SI ialah proses mengumpulkan dan mengevaluasi fakta untuk memutuskan apakah sistem komputer yang merupakan aset bagi perusahaan terlindungi, integritas data terpelihara, sesuai dengan tujuan organisasi untuk mencapai efektifitas dan efisiensi dalam penggunaan sumber daya.
PROSES AUDIT SISTEM INFORMASI

1. Perencanaan (Planning): Tahap perencanaan ini yang akan dilakukan adalah menentukan ruang lingkup (scope), objek yang akan diaudit, standard evaluasi dari hasil audit dan komunikasi dengan managen pada organisasi yang bersangkutan dengan menganalisa visi, misi, sasaran dan tujuan objek yang diteliti serta strategi, kebijakan-kebijakan yang terkait dengan pengolahan investigasi. Perencanaan meliputi beberapa aktivitas utama, yaitu:
·       Penetapan ruang lingkup dan tujuan audit
·       Pengorganisasian tim audit
·       Pemahaman mengenai operasi bisnis klien
·       Kaji ulang hasil audit sebelumnya
·       Penyiapan program audi
2.Pemeriksaan Lapangan (Field Work): Tahap ini yang akan dilakukan adalah pengumpulan informasi yang dilakukan dengan cara mengumpulkan data dengan pihak-pihak yang terkait. Hal ini dapat dilakukan dengan menerapan berbagai metode pengumpulan data yaitu: wawancara, quesioner ataupun melakukan survey ke lokasi penelitian.

3. Pelaporan (Reporting): Setelah proses pengumpulan data, maka akan didapat data yang akan diproses untuk dihitung berdasarkan perhitungan maturity level. Pada tahap ini yang akan dilakukan memberikan informasi berupa hasil-hasil dari audit. Perhitungan maturity level dilakukan mengacu pada hasil wawancara, survey dan rekapitulasi hasil penyebaran quesioner. Berdasarkan hasil maturity level yang mencerminkan kinerja saat ini (current maturity level) dan kinerja standard atau ideal yang diharapkan akan menjadi acuan untuk selanjutnya dilakukan analisis kesenjangan (gap). Hal tersebut dimaksudkan untuk mengetahui kesenjangan (gap) serta mengetahui apa yang menyebabkan adanya gap tersebut.


4. Tindak Lanjut (Follow Up): Tahap ini yang dilakukan adalah memberikan laporan hasil audit berupa rekomendasi tindakan perbaikan kepada pihak managemen objek yang diteliti, untuk selanjutnya wewenang perbaikan menjadi tanggung jawab managemen objek yang diteliti apakah akan diterapkan atau hanya menjadi acuhan untuk perbaikan dimasa yang akan datang. Menurut Weber (2001), tahapan-tahapan audit sistem informasi terdiri dari:

a)      Investigasi dan Penyelidikan Awal
Merupakan tahapan pertama dalam audit bagi auditor eksternal yang berarti menyelidiki dari awal atau melanjutkan yang ada unutk menentukan apakah pemeriksaan tersebut dapat diterima, penempatan staf audit yang sesuai melaukan pengecekan informasi latar belakang klien, mengerti kewajiban utama dari klien dan mengidentifikasi area resiko.
b)      Pengujian atas Control (Tests of Controls)
Tahap ini dimulai dengan pemfokusan pada pengendalian menegemen, apabila hasil yang ada tidak sesuai dengan harapan, maka pengendalian manegemen tidak berjalan sebagai mana mestinya. Apabila auditor menemukan kesalahan yang serius pada pengendalian manegemen, maka mereka akan mengemukakan opini atau mengambil keputusan dalam pengujian transaksi dan saldo untuk hasilnya.
c)      Pengujian atas Transaksi (Tests of Transaction)
Pengujian yang termasuk adalah pengecekan jurnal yang masuk dari dokumen utama, menguji nilai kekayaan dan ketepatan komputasi. Komputer sangat berguna dalam pengujian ini dan auditor dapat mengunakan software audit yang umum untuk mengecek apakah pembayaran bunya dari bank telak dikalkulasi secara tepat.
d)      Pengujian atas Keseimbangan atau Hasill Keseluruhan (Tests of Balances or Overall Results)
Auditor melakukan pengujian ini agar bukti penting dalam penilaian akhir kehilangan atau pencatatan yang keliru yang menyebabkan fungsi sistem informasi gagal dalam memelihara data secara keseluruhan dan mencapai sistem yang efekti dan efesien. Dengan kata lain, dalam tahap ini mementingkan pengamatan asset dan integritas data yang obyektif.
e)      Penyelesaian Audit (Completion of The Audit)
Tahap terakhir ini, auditor eksternal melakukan beberapa pengujian tambahan untuk mengoleksi bukti untuk ditutup dengan memberikan pernyataan pendapat.

S1 Audit Charter
  • Tujuan, tanggung jawab, kewenangan dan akuntabilitas dari fungsi audit sistem informasi atau penilaian audit sistem informasi harus didokumentasikan dengan pantas dalam sebuah audit charter atau perjanjian tertulis.
  • Audit charter atau perjanjian tertulis harus mendapat persetujuan dan pengabsahan pada tingkatan yang tepat dalam organisasi.
S2 Independence
  • Professional Independence
  • Dalam semua permasalahan yang berhubungan dengan audit, auditor sistem informasi harus independen terhadap auditee baik dalam sikap maupun penampilan.
  • Organisational Independence
  • Fungsi audit sistem informasi harus independen tehadap area atau aktivitas yang sedang diperiksa agar tujuan penilaian audit terselesaikan.

S3 Professional Ethics and Standards
  • Auditor  sistem informasi harus tunduk pada kode etika profesi dari ISACA dalam melakukan tugas audit.
  • Auditor sistem informasi harus patuh pada penyelenggarakan profesi, termasuk observasi terhadap standar audit profesional yang dipakai dalam melakukan tugas audit. 
S4 Professional Competence
  • Auditor sistem informasi harus seorang profesional yang kompeten, memiliki keterampilan dan pengetahuan untuk melakukan tugas audit.
  • Auditor sistem informasi harus mempertahankan kompetensi profesionalnya secara terus menerus dengan melanjutkan edukasi dan training.
S5 Planning
  • Auditor sistem informasi harus merencanakan peliputan audit sistem informasi sampai pada tujuan audit dan tunduk pada standar audit profesional dan hukum yang berlaku.
  • Audit sistem informasi harus membangun dan mendokumentasikan resiko yang didasarkan pada pendekatan audit.
S6 Performance of Audit Work
  • Pengawasan-staff audit sistem informasi harus diawasi untuk memberikan keyakinan yang masuk akal bahwa tujuan audit telah sesuai dan standar audit profesional yang ada.
  • Bukti-Selama berjalannya audit, auditor sistem informasi harus mendapatkan bukti yang cukup, layak dan relevan untuk mencapai tujuan audit. Temuan audit dan kesimpulan didukung oleh analisis yang tepat dan interprestasi terhadap bukti-bukti yang ada.
  • Dokumentasi-Proses audit harus didokumentasikan, mencakup pelaksanaan kerja audit dan bukti audit untuk mendukung temuan dan kesimpulan auditor sistem informasi.
S7 Reporting
  • Auditor sistem informasi harus menyajikan laporan, dalam pola yang tepat, atas penyelesaian audit
  • Auditor sistem informasi harus memiliki bukti yang cukup dan tepat untuk mendukung hasil pelaporan. 
  • Laporan audit harus berisikan temuan, kesimpulan dan rekomendasikan serta berbagai pesan, kualifikasi atau batasan dalam ruang lingkup bahwa auditor sistem informasi bertanggung jawab terhadap audit.
  • Laporan audit harus berisikan ruang lingkup, tujuan, periode peliputan, waktu dan tingkatan kerja audit yang dilaksanakan.

MANAJEMEN RESIKO
·           Pengertian
Manajemen Resiko adalah suatu pendekatan terstruktur/metodologi dalam mengelola ketidakpastian yang berkaitan dengan ancaman; suatu rangkaian aktivitas manusia termasuk: Penilaian resiko, pengembangan strategi untuk mengelolanya dan mitigasi resiko dengan menggunakan pemberdayaan/pengelolaan sumberdaya. Strategi yang dapat diambil antara lain adalah memindahkan resiko kepada pihak lain, menghindari resiko, mengurangi efek negatif resiko, dan menampung sebagian atau semua konsekuensi resiko tertentu. Manajemen resiko tradisional terfokus pada resiko-resiko yang timbul oleh penyebab fisik atau legal (seperti bencana alam atau kebakaran, kematian, serta Tuntutan hukum.) Manajemen resiko keuangan, di sisi lain, terfokus pada resiko yang dapat dikelola dengan menggunakan instrumen-intrumen keuangan.
·          Cara Melakukan Manajemen Resiko Dengan Efektif
Untuk melakukan manajemen risiko kita perlu melelui beberapa proses. Seperti yang dikutip dari id.wikipedia.org, COSO atau  Committee of Sponsoring Organizations of the Treadway Commission menyebutkan ada delapan kerangka yang berkaitan dalam Manajemen Risiko Korporasi (MRK) yaitu
  1. Lingkungan internal (internal environment)
  2. Penentuan sasaran (objective setting)
  3. Identifikasi peristiwa (event identification)
  4. Penilaian risiko (risk assessment)
  5. Tanggapan risiko (risk response)
  6. Aktivitas pengendalian (control activities)
  7. Informasi dan komunikasi (information and communication)
  8. Pemantauan (monitoring)

Sumber:
Enny. Workhsop Audit SI. Tahapan Audit & Pengendalian Teknik Audit Berbantuan Komputer
https://id.wikipedia.org/wiki/Manajemen_risiko


Minggu, 19 Maret 2017

TUGAS SOFTSKILL PENGANTAR ANIMASI DAN DESAIN GRAFIS - ANIMASI 2D

TUGAS SOFTSKILL PENGANTAR ANIMASI DAN DESAIN GRAFIS - ANIMASI 2D


TUTORIAL ANIMASI 2D SEDERHANA
DENGAN ADOBE FLASH PRO CS6



DIBUAT OLEH :
AFRIDA DAMAYANTI (10114416)
FADHIL RABBANI (13114740)



VIDEO ANIMASI

VIDEO TUTORIAL:

PDF TUTORIAL:


Rabu, 04 Januari 2017

Pengantar Teknologi Sistem Cerdas “Sistem Fuzzy”

Pengantar Teknologi Sistem Cerdas
“Sistem Fuzzy”



Kelompok 3:
Afrida Damayanti (10114416)
Annissa Intan Safira (11114413)
Arinta Susanti (11114627)
Andhika Lesmana (11114024)
Baby Syifa Angeline F (11114948)
Euva Ismalia M (11134676)
Idzam Dewandaru (15114089)
Irly Yanthami (15114457)
Rizky Fauzy



KATA PENGANTAR

Dengan menyebut nama Allah SWT yang Maha Pengasih lagi Maha Panyayang, Kami panjatkan puja dan puji syukur atas kehadirat-Nya, yang telah melimpahkan rahmat, hidayah, dan inayah-Nya kepada kami, sehingga kami dapat menyelesaikan makalah ilmiah ini.
Makalah ilmiah ini telah kami susun dengan maksimal dan mendapatkan bantuan dari berbagai pihak sehingga dapat memperlancar pembuatan makalah ini. Untuk itu kami menyampaikan banyak terima kasih kepada semua pihak yang telah berkontribusi dalam pembuatan makalah ini.
Terlepas dari semua itu, Kami menyadari sepenuhnya bahwa masih ada kekurangan baik dari segi susunan kalimat maupun tata bahasanya. Oleh karena itu dengan tangan terbuka kami menerima segala saran dan kritik dari pembaca agar kami dapat memperbaiki makalah ilmiah ini.
Akhir kata kami berharap semoga makalah ilmiah ini dapat memberikan manfaat maupun inpirasi terhadap pembaca
















DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR ..................................................................  i
DAFTAR ISI ..............................................................................  ii
Abstraksi ...................................................................................  iii
BAB I PENDAHULUAN ...........................................................  1
1.     Latar Belakang ...................................................................  1
2.     Rumusan Masalah ..............................................................  1
3.     Tujuan Ilmiah ..................................................................... 1
BAB II PEMBAHASAN ............................................................  2
1.   Definisi Logika Fuzzy ........................................................  2
2.   Kelebihan dan Kekurangan Logika Fuzzy ...........................  3
3.   Penerapan dan Contoh Logika Fuzzy ..................................  4
BAB III PENUTUP ....................................................................  8
1.     Kesimpulan .......................................................................  8
2.     Saran .................................................................................. 8
DAFTAR PUSTAKA ..................................................................  9





Abstraksi

Cepatnya perkembangan teknologi tidak lepas dari bagaimana sistem buatan manusia, salah satunya adalah sistem cerdas yang mampu membuat teknologi dapat berjalan secara otomatis tanpa diperlukannya tenaga manusia dalam beroperasi.
Sistem cerdas tersebutlah yang menjadi kunci utama dalam pesatnya perkembangan teknologi kini. Dibalik sistem cerdas yang sangat canggih, ada banyak sistem atau mekanisme didalamnya, salah satunya adalah sistem fuzzy.
Sistem fuzzy dikenal sebagai salah satu mekanisme sistem cerdas yang sangat berguna, hal tersebut dikarenakan sistem fuzzy merupakan mekanisme yang digunakan untuk memproses suatu penalaran yang memiliki nilai ganda yaitu true dan false. Jadi logika fuzzy dapat memproses penalaran-penalaran yang bernilai tidak pasti, atau memiliki tafsiran ganda, dan memberikan nilai output sesuai kriteria tertentu tergantung ruang lingkupnya.

















BAB I
PENDAHULUAN

1.        Latar Belakang
     Di era teknologi modern kini sebuah perangkat keras tidak luput dari perangkat lunak, dimana perangkat lunak menjadi pusat kontrol dari perangkat keras tersebut, dan bagaimana perangkat lunak itu dapat memproses perangkat keras dapat bekerja merupakan hasil dari suatu mekanisme atau sistem yang luas.
     Salah satunya adalah sistem fuzzy atau logika fuzzy, sistem ini dibuat untuk menghasilkan output yang terdiri dari beberapa kemungkinan-kemungkinan yang dapat terjadi, tergantung dari ruang lingkup sistem tersebut.
     Untuk itu setidaknya bagi para pengembang aplikasi sistem cerdas harus mengetahui beberapa mekanisme atau sistem perancang tersebut, yang dimana salah satunya akan dibahas pada penulisan makalah ini, yaitu sistem fuzzy.
2.        Rumusan Masalah
a.       Definisi
b.      Kelebihan
c.       Kekurangan
d.      Contoh, dan
e.       Penerapan
3.      Tujuan Penulisan
     Adapun tujuan dari penulisan ini adalah, untuk memberikan beberapa ilmu pengetahuan yang terkait dengan ilmu sistem cerdas, khususnya sistem fuzzy, mulai dari sejarah, definisi, hingga contoh serta penerapannya. Dengan dibuatnya makalah ini diharapkan dapat menambah ilmu bagi pembaca, khususnya bagi diri penulis sendiri.


BAB II
PEMBAHASAN

1.        Definisi Logika Fuzzy
Logika fuzzya adalah suatu teknik atau metode yang dipakai untuk mengatasi hal-hal yang tidak pasti pada masalah-masalah yang mempunyai banyak jawaban. Pada dasarnya logika fuzzy merupakan logika yang memiliki nilai yang banyak (multi-value) yang mampu mendefinisikan nilai diantara keadaan yang konvensional seperti benar atau salah, ya atau tidak, putih atau hitam, dan lain-lain. Penalaran logika fuzzy menyediakan cara untuk memahami kinerja sistem dengan cara menilai input dan outoupt sistem dari hasil pengamatan. Logika fuzzy menyediakan cara untuk menggambarkan kesimpulan pasti dari informasi yang samar-samar, ambigu atau tidak tepat. Logika fuzzy pertama kali dikembangkan oleh Lotfi A. Zadeh pada tahun 1965.
Kesimpulannya, logika fuzzy adalah suatu cara yang tepat untuk memetakan suatu ruang input dalam suatu ruang output dan memiliki nilai yang berlanjut. Kelebihan logika fuzzy ada pada kemampuan penalaran secara bahasa. Sehingga, dalam perancangannya tidak memerlukan persamaan matematis yang kompleks dari objek yang akan dikendalikan.

lutfi
Lutfi A. Zadeh
2.        Kelebihan dan Kekurangan Logika Fuzzy
Kelebihan:
a.         Konsep logika fuzzy mudah dimengerti, konsep matematis yang mendasari penalaran fuzzy sangat sederhana dan mudah dimengerti
b.        Logika fuzzy sangat fleksibel
c.         Logika fuzzy memiliki toleransi terhadap data-data yang tidak tepat
d.        Logika fuzzy mampu memodelkan fungsi-fungsi non-linear yang sangat kompleks
e.         Logika fuzzy dapat membangun dan mengaplikasikan pengalaman-pengalaman para pakar secara langsung tanpa harus melalui proses pelatihan
f.          Logika fuzzy dapat bekerja sama dengan teknik-teknik kendali secara konvensional
g.        Logika fuzzy didasarkan pada bahasa alami
Kekurangan:
a.       Pemilihan model fuzzy harus tepat. Model fuzzy terdiri dari beberapa model diantaranya ada model Mamdani dan Sugeno, serta masih banyak model lainnya. Setiap model memiliki kriterianya masing-masing, sehingga pemilihan model harus tepat agar cocok dalam menerapkan logika fuzzy tersebut
b.      Menentukan jumlah nilai linguistik. Tiap variable harus memiliki nilai linguistik, namun untuk menetapkan berapa jumlahnya terkadang hal tersebut sangat rumit untuk dilakukan, karena variable terdiri dari nilai-nilai yang kompleks
c.       Batas-batas nilai linguistik. Menentukan batasan nilai linguistik juga merupakan hal yang rumit, karena hal ini akan berpengaruh seberapa akurat logika fuzzy tersebut


3.        Penerapan dan Contoh Logika Fuzzy
Himpunan Fuzzy
Pada himpunan tegas (crisp), nilai keanggotaan suatu item x dalam suatu himpunan A, yang sering ditulis dengan (X), memiliki dua kemungkinan, yaitu:
Satu (1), yang berarti bahwa suatu item menjadi anggota dalam suatu himpunan, atau Nol (0), yang berarti bahwa suatu item tidak menjadi anggota dalam suatu himpunan. Contoh:
Misalkan variabel umur dibagi menjadi tiga kategori, yaitu:
MUDA             umur < 35 tahun
PAROBAYA    35 ≤ umur ≤ 55 tahun
TUA                 umur > 55 tahun
Dari kategori diatas dapat dijelaskan bahwa:
1.    Apabila seseorang berusia 34 tahun, maka ia dikatakan MUDA ( (34)=1)
2.    Apabila seseorang berusia 35 tahun, maka ia dikatakan TIDAK MUDA ( (35)=0)
3.    Apabila seseorang berusia 35 tahun kurang 1 hari, maka ia dikatakan TIDAK MUDA ( (35-1 hari)=1)
4.    Apabila seseorang berusia 35 tahun, maka ia dikatakan PAROBAYA ( (34)=1)
5.    Apabila seseorang berusia 34 tahun, maka ia dikatakan TIDAK PAROBAYA ( (34)=0)
6.    Apabila seseorang berusia 55 tahun, maka ia dikatakan PAROBAYA ( (55)=1)
7.    Apabila seseorang berusia 35 tahun kurang 1 hari, maka ia dikatakan TIDAK PAROBAYA ( (35-1 hari)=0)

Dari sini dapat dikatakan bahwa pemakaian himpunan crisp untuk menyatakan umur sangat tidak adil. Adanya perubahan kecil saja pada suatu nilai mengakibatkan perbedaan kategori yang cukup signifikan.
Himpunan fuzzy digunakan untuk mengantisipasi hal tersebut. Seseorang dapat masuk dalam dua himpunan yang berbeda, MUDA dan PAROBAYA, PAROBAYA dan TUA, dan sebagainya. Seberapa besar eksistensinya dalam himpunan tersebut dapat dilihat pada nilai keanggotaanya. Gambar berikut menunjukkan himpunan fuzzy untuk variabel umur.

fuzzy1

Pada gambar diatas, dapat dilihat bahwa:
1.    Seseorang yang berumur 40 tahun, termasuk dalam himpunan MUDA dengan ( (40) = 0,25); namun dia juga termasuk dalam himpunan PAROBAYA ( (40) = 0,5)
2.    Seseorang yang berumur 50 tahun, termasuk dalam himpunan TUA dengan ( (50) = 0,25); namun dia juga termasuk dalam himpunan PAROBAYA ( (50)=0,5)

Terkadang kemiripan antara keanggotaan fuzzy dengan probabilitas menimbulkan kerancuan. Keduanya memiliki nilai interval [0,1], namun interpretasi nilainya sangat berbeda antara kedua kasus tersebut. Keanggotaan fuzzy memberikan suatu ukuran terhadap pendapat atau keputusan, sedangkan probabilitas mengindikasikan proporsi terhadap keseringan suatu hasil bernilai benar dalam jangka panjang. Misalnya, jika nilai keanggotaan bernilai suatu himpunan fuzzy USIA adalah 0,9; maka tidak perlu dipermasalahkan berapa  seringnya nilai itu diulang secara individual untuk mengharapkan suatu hasil yang hampir pasti muda. Dilain pihak, nilai probilitas 0,9 usia berarti 10% dari himpunan tersebut diharapkan tidak muda (Kusuma Dewi, 2003).
Himpunan Fuzzy memiliki 2 atribut (Kusuma Dewi, 2003), yaitu:
1.         Linguistik, yaitu penamaan suatu grup yang mewakili suatu keadaan atau kondisi tertentu dengan menggunakan bahasa alami, speerti: MUDA, PAROBAYA, TUA
2.         Numeris, yaitu suatu nilai (angka) yang menunjukkan ukuran dari suatu variabel seperti: 40, 25, 50, dsb.
Ada beberapa hal yang perlu diketahui dalam memahami sistem fuzzy (Kusuma Dewi, 2003), yaitu:
1.         Variabel fuzzy yaitu variabel yang hendak dibahas dalam suatu sistem fuzzy. Contohnya: umur, temperature, permintaan, dsb.
2.         Himpunan fuzzy yaitu suatu grup yang mewakili suatu kondisi atau keadaan tertentu dalam suatu variabel fuzzy. Contohnya: variabel temperatur, terbagi menjadi 5 himpuan fuzzy, yaitu: DINGIN, SEJUK, NORMAL, HANGAT, dan PANAS.
3.         Semesta Pembicaraan yaitu keseluruhan nilai yang diperoleh untuk dioperasikan dalam suatu variabel fuzzy, semesta pembicaraan merupakan himpunan bilangan real yang senantiasa naik (bertambah) secara monoton dari kiri kekanan. Nilai semesta pembicaraan dapat berupa bilangan positif maupun negatif. Adakalanya nilai semesta pembicaraan ini tidak dibatasi batas atasnya. Contohnya semesta pembicaraan untuk variabel umur: [0 +∞]

Domain Himpunan Fuzzy yaitu keseluruhan nilai yang diijinkan dan boleh dioperasikan dalam suatu himpunan fuzzy. Seperti halnya semesta pembicaraan, domain merupakan himpunan bilangan real yang senantiasa naik (bertambah) secara monoton dari kiri ke kanan. Nilai domain dapat berupa bilangan positif maupun negatif. Contoh domain himpuanan fuzzy: DINGIN = [0,20], SEJUK = [15,20], NORMAL = [20,30], HANGAT = [25,35] dan PANAS = [30,40]

Contoh penerapan logika fuzzy pada kehidupan sehari-hari adalah sebagai berikut:
1.         Sistem pengereman mobil Nissan
2.         Pengontrol kereta bawah tanah di Sendai, Jepang
3.         Penghematan konsumsi daya listrik AC oleh perusahaan Mitsubhishi
4.         Sistem kendali mesin cuci



BAB III
PENUTUP

1.        Kesimpulan
Logika fuzzy sangat berguna dalam pembuatan sistem cerdas, karena dengan menggunakan logika ini kita dapat melakukan proses-proses yang memiliki nilai ganda pada hasil tafsirannya, seperti benar atau tidak, tergantung dari nilai input dan ruang lingkup variable logika fuzzy tersebut, dan penerapannya telah kita nikmati saat ini seperti rem mobil, kontrol kendali mesin cuci, dan kontrol daya listrik AC. Untuk itu bagi para pengembang aplikasi-aplikasi sistem cerdas logika fuzzy patut kita pelajari, setidaknya secara basis dan umumnya, karena logika fuzzy mudah dipelajari, dan bersifat fleksibel, serta bahasanya umum (tidak kompleks).
2.        Saran
Logika fuzzy merupakan logika-logika sistem cerdas yang paling mudah dipelajari ketimbang sistem logika sistem cerdas lainnya. Logika ini memiliki sifat fleksibel dan menggunakan bahasa umum, namun dalam penggunaannya perlu diperhatikan ketika memilih model pengembangan, karena model fuzzy terdiri dari beberapa macam, dan memiliki kriteria-kriteria yang berbeda, untuk itu kita harus teliti dalam memilihnnya, tergantung kebutuhan kita sedang membangun sistem yang seperti apa kedepannya, dan juga selain pemilihan model, pembentukan nilai varible dan pemberian batasannya juga agak rumit, untuk itu bagi para pengembang setidaknya harus konsisten dalam memilihnya, karena hal tersebut berhubungan dengan seberapa akurat sistem tersebut akan terbentuk (output).


DAFTAR PUSTAKA