Rabu, 04 Januari 2017

Pengantar Teknologi Sistem Cerdas “Sistem Fuzzy”

Pengantar Teknologi Sistem Cerdas
“Sistem Fuzzy”



Kelompok 3:
Afrida Damayanti (10114416)
Annissa Intan Safira (11114413)
Arinta Susanti (11114627)
Andhika Lesmana (11114024)
Baby Syifa Angeline F (11114948)
Euva Ismalia M (11134676)
Idzam Dewandaru (15114089)
Irly Yanthami (15114457)
Rizky Fauzy



KATA PENGANTAR

Dengan menyebut nama Allah SWT yang Maha Pengasih lagi Maha Panyayang, Kami panjatkan puja dan puji syukur atas kehadirat-Nya, yang telah melimpahkan rahmat, hidayah, dan inayah-Nya kepada kami, sehingga kami dapat menyelesaikan makalah ilmiah ini.
Makalah ilmiah ini telah kami susun dengan maksimal dan mendapatkan bantuan dari berbagai pihak sehingga dapat memperlancar pembuatan makalah ini. Untuk itu kami menyampaikan banyak terima kasih kepada semua pihak yang telah berkontribusi dalam pembuatan makalah ini.
Terlepas dari semua itu, Kami menyadari sepenuhnya bahwa masih ada kekurangan baik dari segi susunan kalimat maupun tata bahasanya. Oleh karena itu dengan tangan terbuka kami menerima segala saran dan kritik dari pembaca agar kami dapat memperbaiki makalah ilmiah ini.
Akhir kata kami berharap semoga makalah ilmiah ini dapat memberikan manfaat maupun inpirasi terhadap pembaca
















DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR ..................................................................  i
DAFTAR ISI ..............................................................................  ii
Abstraksi ...................................................................................  iii
BAB I PENDAHULUAN ...........................................................  1
1.     Latar Belakang ...................................................................  1
2.     Rumusan Masalah ..............................................................  1
3.     Tujuan Ilmiah ..................................................................... 1
BAB II PEMBAHASAN ............................................................  2
1.   Definisi Logika Fuzzy ........................................................  2
2.   Kelebihan dan Kekurangan Logika Fuzzy ...........................  3
3.   Penerapan dan Contoh Logika Fuzzy ..................................  4
BAB III PENUTUP ....................................................................  8
1.     Kesimpulan .......................................................................  8
2.     Saran .................................................................................. 8
DAFTAR PUSTAKA ..................................................................  9





Abstraksi

Cepatnya perkembangan teknologi tidak lepas dari bagaimana sistem buatan manusia, salah satunya adalah sistem cerdas yang mampu membuat teknologi dapat berjalan secara otomatis tanpa diperlukannya tenaga manusia dalam beroperasi.
Sistem cerdas tersebutlah yang menjadi kunci utama dalam pesatnya perkembangan teknologi kini. Dibalik sistem cerdas yang sangat canggih, ada banyak sistem atau mekanisme didalamnya, salah satunya adalah sistem fuzzy.
Sistem fuzzy dikenal sebagai salah satu mekanisme sistem cerdas yang sangat berguna, hal tersebut dikarenakan sistem fuzzy merupakan mekanisme yang digunakan untuk memproses suatu penalaran yang memiliki nilai ganda yaitu true dan false. Jadi logika fuzzy dapat memproses penalaran-penalaran yang bernilai tidak pasti, atau memiliki tafsiran ganda, dan memberikan nilai output sesuai kriteria tertentu tergantung ruang lingkupnya.

















BAB I
PENDAHULUAN

1.        Latar Belakang
     Di era teknologi modern kini sebuah perangkat keras tidak luput dari perangkat lunak, dimana perangkat lunak menjadi pusat kontrol dari perangkat keras tersebut, dan bagaimana perangkat lunak itu dapat memproses perangkat keras dapat bekerja merupakan hasil dari suatu mekanisme atau sistem yang luas.
     Salah satunya adalah sistem fuzzy atau logika fuzzy, sistem ini dibuat untuk menghasilkan output yang terdiri dari beberapa kemungkinan-kemungkinan yang dapat terjadi, tergantung dari ruang lingkup sistem tersebut.
     Untuk itu setidaknya bagi para pengembang aplikasi sistem cerdas harus mengetahui beberapa mekanisme atau sistem perancang tersebut, yang dimana salah satunya akan dibahas pada penulisan makalah ini, yaitu sistem fuzzy.
2.        Rumusan Masalah
a.       Definisi
b.      Kelebihan
c.       Kekurangan
d.      Contoh, dan
e.       Penerapan
3.      Tujuan Penulisan
     Adapun tujuan dari penulisan ini adalah, untuk memberikan beberapa ilmu pengetahuan yang terkait dengan ilmu sistem cerdas, khususnya sistem fuzzy, mulai dari sejarah, definisi, hingga contoh serta penerapannya. Dengan dibuatnya makalah ini diharapkan dapat menambah ilmu bagi pembaca, khususnya bagi diri penulis sendiri.


BAB II
PEMBAHASAN

1.        Definisi Logika Fuzzy
Logika fuzzya adalah suatu teknik atau metode yang dipakai untuk mengatasi hal-hal yang tidak pasti pada masalah-masalah yang mempunyai banyak jawaban. Pada dasarnya logika fuzzy merupakan logika yang memiliki nilai yang banyak (multi-value) yang mampu mendefinisikan nilai diantara keadaan yang konvensional seperti benar atau salah, ya atau tidak, putih atau hitam, dan lain-lain. Penalaran logika fuzzy menyediakan cara untuk memahami kinerja sistem dengan cara menilai input dan outoupt sistem dari hasil pengamatan. Logika fuzzy menyediakan cara untuk menggambarkan kesimpulan pasti dari informasi yang samar-samar, ambigu atau tidak tepat. Logika fuzzy pertama kali dikembangkan oleh Lotfi A. Zadeh pada tahun 1965.
Kesimpulannya, logika fuzzy adalah suatu cara yang tepat untuk memetakan suatu ruang input dalam suatu ruang output dan memiliki nilai yang berlanjut. Kelebihan logika fuzzy ada pada kemampuan penalaran secara bahasa. Sehingga, dalam perancangannya tidak memerlukan persamaan matematis yang kompleks dari objek yang akan dikendalikan.

lutfi
Lutfi A. Zadeh
2.        Kelebihan dan Kekurangan Logika Fuzzy
Kelebihan:
a.         Konsep logika fuzzy mudah dimengerti, konsep matematis yang mendasari penalaran fuzzy sangat sederhana dan mudah dimengerti
b.        Logika fuzzy sangat fleksibel
c.         Logika fuzzy memiliki toleransi terhadap data-data yang tidak tepat
d.        Logika fuzzy mampu memodelkan fungsi-fungsi non-linear yang sangat kompleks
e.         Logika fuzzy dapat membangun dan mengaplikasikan pengalaman-pengalaman para pakar secara langsung tanpa harus melalui proses pelatihan
f.          Logika fuzzy dapat bekerja sama dengan teknik-teknik kendali secara konvensional
g.        Logika fuzzy didasarkan pada bahasa alami
Kekurangan:
a.       Pemilihan model fuzzy harus tepat. Model fuzzy terdiri dari beberapa model diantaranya ada model Mamdani dan Sugeno, serta masih banyak model lainnya. Setiap model memiliki kriterianya masing-masing, sehingga pemilihan model harus tepat agar cocok dalam menerapkan logika fuzzy tersebut
b.      Menentukan jumlah nilai linguistik. Tiap variable harus memiliki nilai linguistik, namun untuk menetapkan berapa jumlahnya terkadang hal tersebut sangat rumit untuk dilakukan, karena variable terdiri dari nilai-nilai yang kompleks
c.       Batas-batas nilai linguistik. Menentukan batasan nilai linguistik juga merupakan hal yang rumit, karena hal ini akan berpengaruh seberapa akurat logika fuzzy tersebut


3.        Penerapan dan Contoh Logika Fuzzy
Himpunan Fuzzy
Pada himpunan tegas (crisp), nilai keanggotaan suatu item x dalam suatu himpunan A, yang sering ditulis dengan (X), memiliki dua kemungkinan, yaitu:
Satu (1), yang berarti bahwa suatu item menjadi anggota dalam suatu himpunan, atau Nol (0), yang berarti bahwa suatu item tidak menjadi anggota dalam suatu himpunan. Contoh:
Misalkan variabel umur dibagi menjadi tiga kategori, yaitu:
MUDA             umur < 35 tahun
PAROBAYA    35 ≤ umur ≤ 55 tahun
TUA                 umur > 55 tahun
Dari kategori diatas dapat dijelaskan bahwa:
1.    Apabila seseorang berusia 34 tahun, maka ia dikatakan MUDA ( (34)=1)
2.    Apabila seseorang berusia 35 tahun, maka ia dikatakan TIDAK MUDA ( (35)=0)
3.    Apabila seseorang berusia 35 tahun kurang 1 hari, maka ia dikatakan TIDAK MUDA ( (35-1 hari)=1)
4.    Apabila seseorang berusia 35 tahun, maka ia dikatakan PAROBAYA ( (34)=1)
5.    Apabila seseorang berusia 34 tahun, maka ia dikatakan TIDAK PAROBAYA ( (34)=0)
6.    Apabila seseorang berusia 55 tahun, maka ia dikatakan PAROBAYA ( (55)=1)
7.    Apabila seseorang berusia 35 tahun kurang 1 hari, maka ia dikatakan TIDAK PAROBAYA ( (35-1 hari)=0)

Dari sini dapat dikatakan bahwa pemakaian himpunan crisp untuk menyatakan umur sangat tidak adil. Adanya perubahan kecil saja pada suatu nilai mengakibatkan perbedaan kategori yang cukup signifikan.
Himpunan fuzzy digunakan untuk mengantisipasi hal tersebut. Seseorang dapat masuk dalam dua himpunan yang berbeda, MUDA dan PAROBAYA, PAROBAYA dan TUA, dan sebagainya. Seberapa besar eksistensinya dalam himpunan tersebut dapat dilihat pada nilai keanggotaanya. Gambar berikut menunjukkan himpunan fuzzy untuk variabel umur.

fuzzy1

Pada gambar diatas, dapat dilihat bahwa:
1.    Seseorang yang berumur 40 tahun, termasuk dalam himpunan MUDA dengan ( (40) = 0,25); namun dia juga termasuk dalam himpunan PAROBAYA ( (40) = 0,5)
2.    Seseorang yang berumur 50 tahun, termasuk dalam himpunan TUA dengan ( (50) = 0,25); namun dia juga termasuk dalam himpunan PAROBAYA ( (50)=0,5)

Terkadang kemiripan antara keanggotaan fuzzy dengan probabilitas menimbulkan kerancuan. Keduanya memiliki nilai interval [0,1], namun interpretasi nilainya sangat berbeda antara kedua kasus tersebut. Keanggotaan fuzzy memberikan suatu ukuran terhadap pendapat atau keputusan, sedangkan probabilitas mengindikasikan proporsi terhadap keseringan suatu hasil bernilai benar dalam jangka panjang. Misalnya, jika nilai keanggotaan bernilai suatu himpunan fuzzy USIA adalah 0,9; maka tidak perlu dipermasalahkan berapa  seringnya nilai itu diulang secara individual untuk mengharapkan suatu hasil yang hampir pasti muda. Dilain pihak, nilai probilitas 0,9 usia berarti 10% dari himpunan tersebut diharapkan tidak muda (Kusuma Dewi, 2003).
Himpunan Fuzzy memiliki 2 atribut (Kusuma Dewi, 2003), yaitu:
1.         Linguistik, yaitu penamaan suatu grup yang mewakili suatu keadaan atau kondisi tertentu dengan menggunakan bahasa alami, speerti: MUDA, PAROBAYA, TUA
2.         Numeris, yaitu suatu nilai (angka) yang menunjukkan ukuran dari suatu variabel seperti: 40, 25, 50, dsb.
Ada beberapa hal yang perlu diketahui dalam memahami sistem fuzzy (Kusuma Dewi, 2003), yaitu:
1.         Variabel fuzzy yaitu variabel yang hendak dibahas dalam suatu sistem fuzzy. Contohnya: umur, temperature, permintaan, dsb.
2.         Himpunan fuzzy yaitu suatu grup yang mewakili suatu kondisi atau keadaan tertentu dalam suatu variabel fuzzy. Contohnya: variabel temperatur, terbagi menjadi 5 himpuan fuzzy, yaitu: DINGIN, SEJUK, NORMAL, HANGAT, dan PANAS.
3.         Semesta Pembicaraan yaitu keseluruhan nilai yang diperoleh untuk dioperasikan dalam suatu variabel fuzzy, semesta pembicaraan merupakan himpunan bilangan real yang senantiasa naik (bertambah) secara monoton dari kiri kekanan. Nilai semesta pembicaraan dapat berupa bilangan positif maupun negatif. Adakalanya nilai semesta pembicaraan ini tidak dibatasi batas atasnya. Contohnya semesta pembicaraan untuk variabel umur: [0 +∞]

Domain Himpunan Fuzzy yaitu keseluruhan nilai yang diijinkan dan boleh dioperasikan dalam suatu himpunan fuzzy. Seperti halnya semesta pembicaraan, domain merupakan himpunan bilangan real yang senantiasa naik (bertambah) secara monoton dari kiri ke kanan. Nilai domain dapat berupa bilangan positif maupun negatif. Contoh domain himpuanan fuzzy: DINGIN = [0,20], SEJUK = [15,20], NORMAL = [20,30], HANGAT = [25,35] dan PANAS = [30,40]

Contoh penerapan logika fuzzy pada kehidupan sehari-hari adalah sebagai berikut:
1.         Sistem pengereman mobil Nissan
2.         Pengontrol kereta bawah tanah di Sendai, Jepang
3.         Penghematan konsumsi daya listrik AC oleh perusahaan Mitsubhishi
4.         Sistem kendali mesin cuci



BAB III
PENUTUP

1.        Kesimpulan
Logika fuzzy sangat berguna dalam pembuatan sistem cerdas, karena dengan menggunakan logika ini kita dapat melakukan proses-proses yang memiliki nilai ganda pada hasil tafsirannya, seperti benar atau tidak, tergantung dari nilai input dan ruang lingkup variable logika fuzzy tersebut, dan penerapannya telah kita nikmati saat ini seperti rem mobil, kontrol kendali mesin cuci, dan kontrol daya listrik AC. Untuk itu bagi para pengembang aplikasi-aplikasi sistem cerdas logika fuzzy patut kita pelajari, setidaknya secara basis dan umumnya, karena logika fuzzy mudah dipelajari, dan bersifat fleksibel, serta bahasanya umum (tidak kompleks).
2.        Saran
Logika fuzzy merupakan logika-logika sistem cerdas yang paling mudah dipelajari ketimbang sistem logika sistem cerdas lainnya. Logika ini memiliki sifat fleksibel dan menggunakan bahasa umum, namun dalam penggunaannya perlu diperhatikan ketika memilih model pengembangan, karena model fuzzy terdiri dari beberapa macam, dan memiliki kriteria-kriteria yang berbeda, untuk itu kita harus teliti dalam memilihnnya, tergantung kebutuhan kita sedang membangun sistem yang seperti apa kedepannya, dan juga selain pemilihan model, pembentukan nilai varible dan pemberian batasannya juga agak rumit, untuk itu bagi para pengembang setidaknya harus konsisten dalam memilihnya, karena hal tersebut berhubungan dengan seberapa akurat sistem tersebut akan terbentuk (output).


DAFTAR PUSTAKA