MAKALAH ILMU SOSIAL DASAR
“MANUSIA DAN KEBUDAYAAN”
DI SUSUN OLEH:
NAMA : AFRIDA DAMAYANTI
NPM: 10114416
KELAS: 1KA02
KATA PENGANTAR
Puji
syukur Alhamdulillah penulis panjatkan kehadirat Allah SWT yang telah
melimpahkan rahmat dan karunia Nya sehingga pada akhirnya saya sebagai penulis dapat menyelesaikan penulisan makalah dengan
baik. Adapun judul penulisan makalah yang penulis ambil adalah sebagai berikut
:
“Manusia
dan Kebudayaan”
Tujuan
penulisan makalah ini adalah sebagai salah satu pemenuhan tugas. Sebagai bahan
penulisan di ambil berdasarkan hasil penelitian berbagai artikel serta berita
yang mendukung penulisan ini. Penulis menyadari bahwa tanpa bimbingan dari
semua pihak, maka penulisan makalah ini tidak akan berjalan lancar.
Akhir kata semoga makalah ini
dapat berguna bagi penulis khususnya dan bagi para pembaca.
BAB
I
PENDAHULUAN
A.
Latar
Belakang
1.
Manusia
merupakan ciptaan Tuhan Yang Maha Esa sebagai khalifah dibumi dengan dibekali
akal pikiran untuk berkarya dimuka bumi. Manusia memiliki perbedaan baik secara
biologis maupun rohani. Secara biologis umumnya manusia dibedakan secara fisik
sedangkan secara rohani manusia dibedakan berdasarkan kepercayaannya atau agama
yang dianutnya. Kehidupan manusia sendiri sangatlah komplek, begitu pula
hubungan yang terjadi pada manusia sangatlah luas. Hubungan tersebut dapat
terjadi antara manusia dengan manusia, manusia dengan alam, manusia dengan
makhluk hidup yang ada di alam, dan manusia dengan Sang Pencipta. Setiap
hubungan tersebut harus berjalan selaras dan seimbang. Selain itu manusia juga
diciptakan dengan sesempurna penciptaan, dengan sebaik-baik bentuk yang
dimiliki. Hal ini diisyaratkan dalam surat At-Tiin: 4
“Sesungguhnya kami Telah menciptakan manusia
dalam bentuk yang sebaik-baiknya”.
Kepada
manusia diberikan-Nya akal dan dipersiapkan untuk menerima bermacam-macam ilmu
pengetahuan dan kepandaian; sehingga dapat berkreasi (berdaya cipta) dan
sanggup menguasai alam dan binatang. Awal interaksi sosial manusia, manusia
haruslah bersosialisasi dengan lingkungan sekitarnya agar manusia dapat
mengalami pembelajaran mengenai ruang lingkup sekelilingnya, sehingga
menyebabkan manusia mempunyai rasa ingin tahu dan mereka pun harus mempunyai
ilmu pengetahuan yang berlandaskan ketuhanan. Karena dengan ilmu tersebut dapat
digunakan dalam kehidupannya yaitu untuk memilih mana yang baik dan mana yang
tidak baik, dan mana yang merupakan hak dan mana yang merupakan kewajiban.
Sehingga terbentuklah norma-norma dalam masyarakat. Apabila manusia memahami
dengan baik ilmu pengetahuan tersebut maka norma-norma akan berjalan dengan
harmonis dan seimbang.
Untuk
mendapatkan ilmu pengetahuan tersebut manusia haruslah mendapatkan pendidikan
yang layak. Pendidikan sendiri pada masing-masing negara mempunyai sistemnya
masing-masing, faktor yang menyebabkan perbedaan itu, salah satunya disebabkan
karena kebudayaan pada negara itu sendiri. Pendidikan yang merupakan
hasil kebudayaan haruslah dipandang sebagai “motivator” terwujudnya kebudayaan
yang tinggi. Selain itu pendidikan haruslah memberikan kontribusi terhadap
kebudayaan, agar kebudayaan yang dihasilkan memberi nilai manfaat bagi manusia
itu sendiri khususnya maupun bagi bangsa pada umumnya.
Dengan
demikian karena hal tersebut, dapat dikatakan bahwa kualitas manusia pada suatu
negara akan menentukan kualitas kebudayaan dari suatu negara tersebut, begitu
pula pendidikan yang tinggi akan menghasilkan kebudayaan yang tinggi. Karena
kebudayaan adalah hasil dari pendidikan suatu bangsa dan kebudayaan juga
merupakan hasil interaksi manusia yang merupakan perwujudan dari karya manusia.
2.
Kebudayaan diakui secara umum bahwa kebudayaan merupakan unsur penting
dalam proses pembangunan atau keberlanjutan suatu bangsa. Lebih-lebih jika
bangsa itu sedang membentuk watak dan kepribadiannya yang lebih serasi dengan
tantangan zamannya. Dilihat dari segi kebudayaan, pembangunan tidak lain adalah
usaha sadar untuk menciptakan kondisi hidup manusia yang lebih baik. Menciptakan
lingkungan hidup yang lebih serasi. Menciptakan kemudahan atau fasilitas agar
kehidupan itu lebih nikmat. Pembangunan adalah suatu intervensi manusia
terhadap alam lingkungannya, baik lingkungan alam fisik, maupun lingkungan
sosial budaya.
Pembangunan membawa perubahan dalam diri manusia, masyarakat
dan lingkungan hidupnya. Serentak dengan laju perkembangan dunia, terjadi pula
dinamika masyarakat. Terjadi perubahan sikap terhadap nilai-nilai budaya yang
sudah ada. Terjadilah pergeseran sistem nilai budaya yang membawa perubahan
pula dalam hubungan interaksi manusia di dalam masyarakatnya.
Pembangunan Nasional bertujuan untuk mewujudkan suatu masyarakat
adil dan makmur yang merata, materiil dan spirituil berdasarkan Pancasila.
Bahwa hakekat pembangunan Nasional adalah pembangunam manusia Indonesia
seutuhnya dan pembangunan seluruh masyarakat Indonesia. Untuk mencapai tujuan
tersebut, sudah tentu pendekatan dan strategi pembangunan hendaknya menempatkan
manusia scbagai pusat intcraksi kcgiatan pcmbangunan spiritual maupun material.
Pembangunan yang melihat manusia sebagai makhluk budaya, dan sebagai sumber
daya dalam pembangunan. Hal itu berarti bahwa pembangunan seharusnya mampu
meningkatkan harkat dan martabat manusia. Menumbuhkan kepercayaan diri sebagai
bangsa. Menumbuhkan sikap hidup yang seimbang dan berkepribadian utuh. Memiliki
moralitas serta integritas sosial yang tinggi. Manusia yang taqwa kepada Tuhan
Yang Mahasa Esa.
B.
Tujuan penulisan
1)
Mahasiswa
dapat memahami dan menghayati berbagai kenyataan yang diwujudkan oleh
kebudayaan dan dapat mengkaji semua hubungan antara manusia dan kebudayaan,
mengetahui hakekat manusia,mengerti tentang semua unsur-unsur kebudayaan
BAB II
PEMBAHASAN
1. Pengertian Manusia
Secara bahasa manusia berasal dari
kata “manu” (Sansekerta), “mens” (Latin), yang berarti berpikir,
berakal budi atau makhluk ang berakal budi (mampu menguasai makhluk lain).
Secara istilah manusia dapat diartikan sebuah konsep atau sebuah fakta, sebuah
gagasan atau realitas, sebuah kelompok (genus) atau seorang individu.
Manusia adalah mahluk yang luar biasa kompleks. Kita
merupakan paduan antara mahluk material dan mahluk spiritual. Dinamika manusia
tidak tinggal diam karena manusia sebagai dinamika selalu mengaktivisasikan
dirinya.
A.
Pengertian
Manusia Menurut Para Ahli
Berikut ini adalah pengertian dan definisi manusia menurut
beberapa ahli:
Ø NICOLAUS D. & A. SUDIARJA
Manusia adalah bhineka, tetapi tunggal. Bhineka karena ia adalah jasmani dan rohani akan tetapi tunggal karena jasmani dan rohani merupakan satu barang.
Manusia adalah bhineka, tetapi tunggal. Bhineka karena ia adalah jasmani dan rohani akan tetapi tunggal karena jasmani dan rohani merupakan satu barang.
Ø ABINENO J. I
Manusia adalah “tubuh yang berjiwa” dan bukan “jiwa abadi yang berada atau yang terbungkus dalam tubuh yang fana”.
Manusia adalah “tubuh yang berjiwa” dan bukan “jiwa abadi yang berada atau yang terbungkus dalam tubuh yang fana”.
Ø UPANISADS
Manusia adalah kombinasi dari unsur-unsur roh (atman), jiwa, pikiran, dan prana atau badan fisik.
Manusia adalah kombinasi dari unsur-unsur roh (atman), jiwa, pikiran, dan prana atau badan fisik.
Ø SOKRATES
Manusia adalah mahluk hidup berkaki dua yang tidak berbulu dengan kuku datar dan lebar.
Manusia adalah mahluk hidup berkaki dua yang tidak berbulu dengan kuku datar dan lebar.
Ø KEES BERTENS
Manusia adalah suatu mahluk yang terdiri dari 2 unsur yang kesatuannya tidak dinyatakan.
Manusia adalah suatu mahluk yang terdiri dari 2 unsur yang kesatuannya tidak dinyatakan.
Ø I WAYAN WATRA
Manusia adalah mahluk yang dinamis dengan trias dinamikanya, yaitu cipta, rasa dan karsa.
Manusia adalah mahluk yang dinamis dengan trias dinamikanya, yaitu cipta, rasa dan karsa.
Ø OMAR MOHAMMAD AL-TOUMY AL-SYAIBANY
Manusia adalah mahluk yang paling mulia, manusia adalah mahluk yang berfikir, dan manusia adalah mahluk yang memiliki 3 dimensi (badan, akal, dan ruh), manusia dalam pertumbuhannya dipengaruhi faktor keturunan dan lingkungan.
Manusia adalah mahluk yang paling mulia, manusia adalah mahluk yang berfikir, dan manusia adalah mahluk yang memiliki 3 dimensi (badan, akal, dan ruh), manusia dalam pertumbuhannya dipengaruhi faktor keturunan dan lingkungan.
Ø
ERBE SENTANU
Manusia adalah mahluk sebaik-baiknya ciptaan-Nya. Bahkan bisa dibilang manusia adalah ciptaan Tuhan yang paling sempurna dibandingkan dengan mahluk yang lain.
Manusia adalah mahluk sebaik-baiknya ciptaan-Nya. Bahkan bisa dibilang manusia adalah ciptaan Tuhan yang paling sempurna dibandingkan dengan mahluk yang lain.
Ø PAULA J. C & JANET W. K
Manusia adalah mahluk terbuka, bebas memilih makna dalam situasi, mengemban tanggung jawab atas keputusan yang hidup secara kontinu serta turut menyusun pola berhubungan dan unggul multidimensi dengan berbagai kemungkinan.
Manusia adalah mahluk terbuka, bebas memilih makna dalam situasi, mengemban tanggung jawab atas keputusan yang hidup secara kontinu serta turut menyusun pola berhubungan dan unggul multidimensi dengan berbagai kemungkinan.
2. Pengertian Kebudayaan
Secara etimologis kebudayaan berasal
dari bahasa Sansekerta “budhayah”, yaitu bentuk jamak dari budhi yang berarti
budi atau akal. Sedangkan ahli antropologi yang memberikan definisi tentang
kebudayaan secara sistematis dan ilmiah adalah E.B. Tylor dalam buku yang
berjudul “Primitive Culture”, bahwa kebudayaan adalah keseluruhan kompleks yang
di dalamnya terkandung ilmu pengetahuan lain, serta kebiasaan yang didapat
manusia sebagai anggota masyarakat. Pada sisi yang agak berbeda.
Kebudayaan sangat erat hubungannya
dengan masyarakat. Melville J. Herskovits dan Bronislaw Malinowski mengemukakan
bahwa segala sesuatu yang terdapat dalam masyarakat ditentukan oleh kebudayaan
yang dimiliki oleh masyarakat itu sendiri. Istilah untuk pendapat itu adalah Cultural-Determinism.
Herskovits memandang kebudayaan
sebagai sesuatu yang turun temurun dari satu generasi ke generasi yang lain,
yang kemudian disebut sebagai superorganic.
Menurut Andreas Eppink, kebudayaan
mengandung keseluruhan pengertian nilai sosial,norma sosial, ilmu pengetahuan
serta keseluruhan struktur-struktur sosial, religius, dan lain-lain, tambahan
lagi segala pernyataan intelektual dan artistik yang menjadi ciri khas suatu
masyarakat.
Menurut Edward Burnett Tylor, kebudayaan
merupakan keseluruhan yang kompleks, yang di dalamnya terkandung pengetahuan,
kepercayaan, kesenian, moral, hukum, adat istiadat, dan kemampuan-kemampuan
lain yang didapat seseorang sebagai anggota masyarakat.
Menurut Selo Soemardjan dan Soelaiman
Soemardi, kebudayaan adalah sarana hasil karya, rasa, dan cipta masyarakat.
Dari berbagai definisi tersebut,
dapat diperoleh pengertian mengenai kebudayaan adalah sesuatu yang akan
memengaruhi tingkat pengetahuan dan meliputi sistem ide atau gagasan yang
terdapat dalam pikiran manusia, sehingga dalam kehidupan sehari-hari,
kebudayaan itu bersifat abstrak. Sedangkan perwujudan kebudayaan adalah benda-benda
yang diciptakan oleh manusia sebagai makhluk yang berbudaya, berupa perilaku
dan benda-benda yang bersifat nyata, misalnya pola-pola perilaku, bahasa,
peralatan hidup, organisasi sosial, religi, seni, dan lain-lain, yang
kesemuanya ditujukan untuk membantu manusia dalam melangsungkan kehidupan
bermasyarakat.
Secara lebih jelas dapat diuraikan sebagai berikut:
1.
Kebudayaan adalah segala sesuatu
yang dilakukan dan dihasilkan manusia, yang meliputi:
A.
Kebudayaan materiil (bersifat
jasmaniah) yang meliputi benda-benda ciptaan manusia, misalnya kendaraan, alat
rumah tangga, dan lain-lain.
B.
Kebudayaan non-materiil (bersifat
rohaniah), yaitu semua hal yang tidak dapat dilihat dan diraba, misalnya agama,
bahasa, ilmu pengetahuan, dan sebagainya.
2.
Kebudayaan itu tidak diwariskan
secara generatif (biologis), melainkan hanya mungkin diperoleh dengan cara
belajar.
3.
Kebudayaan diperoleh manusia sebagai
anggota masyarakat. Tanpa masyarakat kemungkinannya sangat kecil untuk
membentuk kebudayaan. Sebaliknya, tanpa kebudayaan tidak mungkin manusia
(secara individual maupun kelompok) dapat mempertahankan kehidupannya. Jadi,
kebudayaan adalah hampir semua tindakan manusia dalam kehidupan sehari-hari.
2.1 Unsur-Unsur Kebudayaan
Unsur-unsur kebudayaan meliputi semua kebudayaan yang ada
dunia, baik yang kecil, sedang, besar, maupun yang kompleks. Menurut konsepnya
Malinowski, kebudayaan di dunia ini mempunyai tujuh unsur universal, yaitu
bahasa, sistem teknologi, sistem mata pencaharian, organisasi sosial, sistem
pengetahuan, religi, dan kesenian .Seluruh unsur itu saling terkait antara yang
satu dengan yang lain dan tidak bisa dipisahkan.
3. Manusia sebagai Mahluk Budaya
Dari penjelasan di atas bahwa
manusia sebagai makhluk yang paling sempurna bila dibanding dengan makhluk
lainnya, mempunyai kewajiban dan tanggung jawab untuk mengelola bumi. Karena
manusia diciptakan untuk menjadi khalifah, sebagaimana dijelaskan pada surat
Al-Baqarah: 30
Artinya:
Ingatlah ketika Tuhanmu berfirman kepada para malaikat:
“Sesungguhnya Aku hendak menjadikan seorang khalifah di muka
bumi.”
Secara sederhana hubungan antara manusia dan kebudayaan
adalah : manusia sebagai perilaku kebudayaan, dan kebudayaan merupakan obyek
yang dilaksanakan manusia. Manusia menciptakan kebudayaan, dan setelah
kebudayaan itu tercipta maka kebudayaan mengatur hidup manusia. Oleh karena itu
untuk menjadi manusia yang berbudaya, harus memiliki ilmu pengetahuan,
tekhnologi, budaya dan industrialisasi serta akhlak yang tinggi (tata nilai
budaya) sebagai suatu kesinambungan yang saling bersinergi.
BAB
III
PENUTUP
1. Kesimpulan
Manusia
adalah mahluk yang luar biasa kompleks. Kita merupakan paduan antara mahluk
material dan mahluk spiritual. Menurut beberapa ahli manusia memiliki
pengertian sendiri, di antara lain : Menurut NICOLAUS D. &
A. SUDIARJA Manusia adalah bhineka, tetapi tunggal. Bhineka karena
ia adalah jasmani dan rohani akan tetapi tunggal karena jasmani dan rohani
merupakan satu barang, sedangkan menurut ABINENO J. I Manusia
adalah “tubuh yang berjiwa” dan bukan “jiwa abadi yang berada atau yang
terbungkus dalam tubuh yang fana”, dan menurut I WAYAN WATRA
Manusia adalah mahluk yang dinamis dengan trias dinamikanya, yaitu cipta, rasa
dan karsa.
Budaya
adalah suatu pola hidup menyeluruh. budaya bersifat kompleks, abstrak, dan
luas. Banyak aspek budaya turut menentukan perilaku komunikatif. Herskovits dan
Bronislaw Malinowski mengemukakan bahwa segala sesuatu yang terdapat dalam
masyarakat ditentukan oleh kebudayaan yang dimiliki oleh masyarakat itu
sendiri. Menurut J.J. Hoenigman, wujud kebudayaan dibedakan menjadi
tiga: gagasan, aktivitas, dan artefak. Sedangkan Berdasarkan wujudnya tersebut,
Budaya memiliki beberapa elemen atau komponen, menurut ahli antropologi Cateora,
yaitu : Kebudayaan nonmaterial, Kebudayaan material, Lembaga sosial,
Sistem kepercayaan, Estetika, dan Bahasa.
Secara
sederhana hubungan antara manusia dan kebudayaan adalah : manusia sebagai
perilaku kebudayaan, dan kebudayaan merupakan objek yang dilaksanakan manusia.
Manusia menciptakan kebudayaan, dan setelah kebudayaan itu tercipta maka
kebudayaan mengatur hidup manusia. Oleh karena itu untuk menjadi manusia yang
berbudaya, harus memiliki ilmu pengetahuan, tekhnologi, budaya dan
industrialisasi serta akhlak yang tinggi (tata nilai budaya) sebagai suatu
kesinambungan yang saling bersinergi.
2. Saran
Seperti
pada penjelasan di atas bahwa manusia dan kebudayaan memiliki kaitan yang
sangat erat,di mana manusia membuat suatu kebudayaan dan kebudayaan merupakan
objek yang dilaksanakan manusia sehingga agar kedua kaitan atau hubungan
tersebut berjalan dengan selaras, serasi dan seimbang perlu ada konsistensi
dari keduanya. Dalam hal ini manusia harus patuh terhadap peraturan yang
dibuatnya sendiri. Karena kebudayaan itu sendiri merupakan perwujudan dari
manusia itu sendiri.
DAFTAR PUSTAKA
https://bayu96ekonomos.wordpress.com/modul-materikuliah/modul-ilmu-budaya-dasar/
Tidak ada komentar:
Posting Komentar